Oleh: Dr. AGUS
WASISTO DWI DOSOWARSO, M.Pd
Pada 9 November 2014 kemarin, kami segenap guru dan karyawan MIM GADEN 2 mengikuti acara workshop iimplementasi K-13 di MIM Cawas. Kami mencatat sedikit poin dari workshop sbb:
Perbedaan K-13 dengan sebelumnya
adalah pada SKL (salah satunya – namun yang ditekankan pada materi ini adalah
hal ini). Nilai sikap, keterampilan dan pengetahuan harus seimbang, jadi keliru
sebagian pandangan orang yang mengatakan bahwa K-13 itu hanya melulu pada sikap
(afektif) saja.
Kemudian dari segi pembelajaran,
pada K-13 pendekatan yang dipakai adalah tematik dengan model saintifik.
Saintifik adalah model dengan pembelajaran 5M. Pertama siswa diajak mengamati
(melihat fakta), baik dengan melihat realita lapangan, gambar, mendengarkan
cerita guru, membaca dll. Setelah itu murid bisa bertanya atau ditanya, jika
ada hal yang perlu diperjelas. Lalu siswa mengumpulkan data atau mencoba,
mengolahnya (analisis), setelah selesai mengkomunikasikannya
(presentasi/kesimpulan).
Dari proses pembelajaran dengan Pendekatan saintifik
dan kontekstual, Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Kemudian inti yang ditekankan
dalam workshop ini adalah masalah penilaian autentik pada K-13. Pemateri
menjelaskan teknik penilaian untuk siswa, baik menilai afektif, psikomotorik
maupun kognitif. Karena seperti dijelaskan di awal tadi bahwa K-13 itu tidak
hanya mengkhususkan kemampuan afektif saja. penilaian autentik adalah penilaian
yang senyatanya. Angka yang dipakai untuk menilai tidak lagi dengan batasan
1-10 atau 1-100 akan tetapi sudah seperti nilai di bangku kuliah, yakni dengan
rentang 1-4. Dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 2,66. Penilaian dilakukan
untuk keseluruhan tahapan, dari sejak input, pada saat proses dan output.
Sedang untuk rincian teknik
penilaian, dari sikap yang pada setiap mapel tidak diajarkan secara langsung
(indirrect learning), akan tetapi harus tetap dinilai, hal itu dapat dilakukan
dengan 4 cara, yakni observasi, jurnal, penilaian diri dan penilaian antar
teman (boleh pilih salah satu atau dipakai semuanya). Sedang untuk penilaian
pengetahuan menggunakan tes baik tertulis maupun lisan (dan penugasan). Dan
yang terakhir untuk keterampilan, penilaiannya dengan performa siswa dalam
praktek/unjuk kerja, produk yang dihasilkan dan portofolio.
Untuk penjelasan tambahan tentang
penilaian autentik:
- penilaian berbasis portofolio
- pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
- memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
- menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya,
- penilaian spontanitas/ekspresif, dll
demikian sebagian dokumentasi yang bisa kami lampirkan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar